Anggota DPR RI Kota Bekasi ‘Kacang Lupa Kulit’

Para anggota DPR RI dari Kota Bekasi bak kacang lupa kulitnya, mereka dinilai sebagian pihak nyaris tak memberi manfaat apa-apa bagi masyarakat maupun Daerah Pemilihan (Dapil) usai mereka terpilih.

Anggota DPR RI dari Kota Bekasi berjumlah 6 orang, antaralain, Weny Haryanto (Golkar), Nuroji (Gerindra), Mahfudz Abdurrahman (PKS), Sukur Nababan (PDI Perjuangan), Riska Mariska (PDI Perjuangan) dan Intan Fauzi (PAN).

Sementara dari 6 orang anggota dewan, 3 orang merupakan anggota DPR RI yang sudah lebih dari satu kali terpilih. Mereka yaitu, Mahfudz Abdurrahman, Sukur Nababan dan Nuroji.

Sedangkan 3 orang lainnya, yakni Riska Mariska, Weny Haryanto dan Intan Fauzi baru satu kali terpilih. Khusus untuk Intan, ia baru masuk menjadi anggota DPR RI pada Juli 2018 pengganti Lucky Hakim yang terkena pergantian antar waktu.

Adapun 6 orang anggota DPR RI tersebut, berangkat dari Dapil Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok. Dengan begitu, selain menjadi wakil Kota Bekasi, mereka juga menjadi wakil Kota Depok.

Menurut Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Kota Bekasi, Dadang Hidayat, kontribusi anggota DPR RI Kota Bekasi sangat minim. Hal itu kata dia, bisa dilihat dari sumbangsih mereka dalam bentuk program kegiatan maupun kucuran anggaran bagi Kota Bekasi.

“Seingat saya tidak ada program yang mereka bawa untuk daerah. Kalau toh ada itu sangat minimalis,” kata dia.

Dadang mengatakan, setiap tahun Pemkot Bekasi memang rutin menerima anggaran dari pusat berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) namun, anggaran itupun turun bukan karena andil anggota dewan.

“Kalau DAK dan DAU sudah otomatis, rutin setiap tahunnya,” kata dia.

Tak terima dengan pernyataan Dadang Hidayat, Nuroji, salah satu anggota DPR RI dari Kota Bekasi angkat bicara. Menurutnya, tidak benar jika anggota DPR RI tidak berkontribusi terhadap daerah pemilihannya.

Toh kata dia, setiap tahun selaku anggota DPR RI, ia rutin membawa sejumlah program kegiatan untuk masyarakat Kota Bekasi. Hanya saja, mungkin, Pemkot Bekasi tidak mengetahui hal itu. Sebab program tersebut masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan langsung disalurkan ke masyarakat tanpa melalui Pemkot Bekasi.

“Program saya langsung ke sekolah-sekolah swasta dan negeri. Berupa rehabilitasi ruang kelas, juga ruang kelas baru, ruang perpustakaan, lab dan banyak lagi seperti alat kesenian. Jumlahnya sudah ratusan. Memang Pemkot Bekasi tidak tahu karena langsung ke sekolah,” kata politisi Gerindra, itu.

Tidak berhenti disitu, Nuroji juga mengklaim memberikan beasiswa untuk ribuan siswa di Kota Bekasi.

“Dulu namanya Bantuan Siswa Miskin, sekarang namanya Kartu Indonesia Pintar. Sudah puluhan ribu saya berikan,” kata dia.

Progam lain, seperti bimbingan teknis pariwisata, bimbingan teknis dari Badan Ekonomi Kreatif hingga bantuan mobil untuk Perpustakaan Daerah, juga ia berikan kepada masyarakat Kota Bekasi.

Bahkan, ia juga ikut memperjuangkan Dana Alokasi Khusus untuk Kota Bekasi.

“Saya ikut kawal untuk dana alokasi khusus, khsusunya untuk anggaran pendidikan,” tandansya.

Selain minimnya kontribusi bagi Dapil, anggota DPR RI juga banyak dikeluhkan masyarakat karena tak pernah muncul usai terpilih.

Padahal, anggota DPR RI memiliki kewajiban menyelenggarakan reses. Anggaran reses mereka tidak main-main, ratusan juta lebih setiap tahunnya.

Menanggapi hal tersebut, salah satu anggota DPR RI dari Kota Bekasi, Intan Fauzi mengatakan, stigma atau anggapan masyarakat bahwa anggota DPR RI tidak pernah turun ke Dapil tidak bisa digeneralisir.

“Tidak bisa digeneralisir toh banyak juga anggota dewan yang turun ke Dapil masing-masing. Soal ini, saya tidak mau mengomentari anggota DPR RI yang lain,” kata dia.

Bagi ia sendiri, turun ke Dapil sebuah keharusan dan sangat penting. Karena dengan itu, dirinya bisa langsung bertemu dengan masyarakat sebagai penerima mandat.

Apalagi kata dia, turun ke Dapil melalui kegiatan reses adalah amanat dari undang-undang.

Selain itu, turun ke Dapil memiliki nilai strategis. Sebab dengan berinteraksi langsung dengan konstituen, Intan mengatakan, bisa langsung menyerap aspirasi untuk selanjutnya ia perjuangkan.

“Lewat reses ini saya bisa menyampaikan apa yang sudah saya kerjakan dan saya lakukan sebagai dewan. Saya bisa langsung dapat feedback dari masyarakat. Karena lewat bertemu dengan mereka, banyak masukan-masukan yang selanjutnya akan saya perjuangkan sebagai wakil mereka,” tandasnya.

Menanggapi prilaku anggota DPR RI, Pengamat Politik dari Universitas Islam 45 Bekasi, Adi Susila mengatakan, pemilu menjadi ajang yang pas bagi masyarakat untuk ‘menghukum’ para wakil rakyat yang tidak sesuai dengan kehendak rakyat.

“Inilah momentum untuk menentukan wakil rakyat terbaik. Sekaligus menghukum mereka yang tidak sesuai kehendak hati rakyat,” pungkasnya.

Hingga berita ini ditulis, Klik Bekasi belum bisa menguhubungi 4 orang anggota DPR RI lainnya dari Kota Bekasi diantaranya, Weny Haryanto, Mahfudz Abdurrahman, Sukur Nababan dan Riska Mariska.(Ical)

Tinggalkan komentar