Partai Demokarat Kabupaten Bekasi belum lama ini menggelar survei terhadap figur calon Bupati Bekasi pada Pilkada 2017 mendatang dengan menggaet lembaga survei independen. Lalu bagaimana hasilnya?
Berdasarkan survei yang digelar dari Januari sampai Februari 2016, Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin menduduki peringkat pertama dengan tingkat elektabilitas (keterpilihan) 25 persen. Ia bersaing ketat dengan mantan Bupati Bekasi Sa’duddin yang memiliki tingkat elektabilitas 23 persen.
Kemudian disusul politisi PDI Perjuangan Rieke Dyah Pitaloka dengan elektabilitas 20 persen dan Wakil Bupati Bekasi Rohim Mintareja dengan elektabilitas 19 persen.
Elektabilitas figur lain masih jauh dibandingkan dengan 4 nama di atas. Tokoh buruh, Obon Tabroni misalnya, elektabilitasnya 5 persen. Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi Meliana Kartika Kadir hanya 3 persen.
Anggota Fraksi PKS DPRD Kabupaten Bekasi, Syamsul Falah, hanya 2 persen. Sedangkan pentolan PAN Kabupaten Bekasi, Daeng Muhammad, elektabitasnya 1 persen. Begitu pun Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Mustakim, cuma 1 persen.
“Hasil survei ini bisa menjadi baramoter Demokrat dalam menentukan koalisi dalam Pilkada nanti,” ujar Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kabupaten Bekasi, Taih Minarno, belum lama ini.
Namun, hasil survei tersebut bukanlah hasil final. Masih ada kemungkinan terjadi perubahan saat dilakukan survei kembali di waktu yang akan datang.
“Masih akan ada survei lagi di bulan Mei dan Juni. Jadi ada kemungkinan terjadi perubahan,” kata dia.
Mengacu pada hasil survei, ada kemungkinan Rohim Mintareja selaku Wakil Bupati Bekasi dari Demokrat dicalonkan kembali oleh Demokrat.
“Kalau lihat hasil surveinya bisa jadi Rohim bisa direkomendasikan maju lagi. Apakah akan kembali berpasangan dengan Neneng atau berpasangan dengan Sa’duddin,” tandasnya.
Melihat hasil survei Demokrat, Daeng Muhammad menanggapinya dengan sinis. Menurutnya, survei yang dilakukan Demokrat semata-mata hanya upaya manuver partai berlambang mercy tersebut.
“Sebutkan siapa lembaga surveinya, berapa respondennya dan apa metodologinya. Jangan-jangan sih itu hanya manuver Demokrat saja,” sindir Daeng, yang hasil surveynya jeblok.(Ical)