Berita  

Reuni Politik Mochtar Mohamad dan Fahd

Avatar photo

Mochtar Mohamad adalah nama yang tak pernah alpa dalam perbincangan politik di Kota Bekasi. Relasinya yang kuat membuat ia selalu diperhitungkan, bahkan oleh wali kota Bekasi saat ini: Rahmat Effendi.

Banyak politikus di Kota Bekasi masih percaya bahwa hanya Mochtar Mohamad yang mampu menandingi kekuatan Rahmat Effendi di Pilkada Bekasi 2018 nanti, selain Ahmad Syaikhu–wakil Rahmat Effendi. (Baca juga: Malu-malu Kucing Ahmad Syaikhu)

Kelemahannya mungkin hanya satu: Wali Kota Bekasi periode 2008-2012 itu pernah masuk penjara karena kasus korupsi.

Namun, berkat kepiawaiannya berpolik, penjara malah menguatkannya. Di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Kota Bandung, Mochtar Mohammad bertemu banyak tokoh-tokoh politik nasional yang sama-sama tersangkut kasus korupsi.

Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga Dewan Pimpinan Pusat Golkar Fahd El Fouz atau karib disapa Fahd Arafiq–yang juga Ketua Angkatan Muda Golkar pusat–adalah salah satu sahabat Mochtar Mohamad di Sukamiskin.

Sabtu, 18 Februari 2017, Mochtar Mohamad dan Fahd bertemu di Kota Bekasi. Ia mengundang Fahd datang untuk melantik pengurus Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bekasi di mana sang anak, Gilang Esa Mohamad, adalah ketuanya.

Panasnya polemik dualisme kepemimpinan KNPI di pusat berimbas sampai daerah, termasuk di Kota Bekasi. Fahd adalah ketua KNPI yang mengklaim telah menggantikan ketua lama, Rifai Darus, dalam Kongres Luar biasa pada tanggal 1-2 Juni 2016 di Jakarta.

Di Kota Bekasi, Gilang masuk dalam kubu Fahd. Termasuk di Jawa Barat, Siti Aisyah atau biasa dipanggil Yeyen–anak Ahmad Zurfaih, wali kota Bekasi 2003-2008–mengambil posisi ketua. Mochtar Mohamad sendiri adalah wakil Zurfaih, sebelum menjadi wali kota. Begitu pun Rahmat Effendi, pernah menjadi wakil Mochtar Mohamad periode 2008-2012.

Reuni. Begitulah ungkapan lain dari pertemuan itu.

Fahd bisa saja tidak menghadiri acara tersebut, dengan dalih tidak ada aturan yang mengharuskan seorang ketua KNPI pusat menghadiri acara di tingkat kota atau kabupaten. Apalagi, di hari yang sama, mestinya Fahd harus menemani Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, ke Riau.

“Saya datang ke sini karena sahabat saya, saudara saya, Bang Mochtar Mohamad. Padahal hari ini mestinya saya ada agenda untuk menemani Ketua Umum ke Riau. Tapi demi sahabat saya, saya minta izin untuk tidak menemani Ketua Umum dan memutuskan untuk datang ke acara ini,” kata Fahd.

Gilang dan Yeyen (kiri). Fahd (kanan).
Gilang dan Yeyen (kiri). Fahd (kanan).

Fahd panjang lebar menceritakan kisah persahabatannya dengan Mochtar Mohamad. Ia berulang kali memuji seorang Mochtar Mohamad sebagai sosok sahabat dan juga politikus.

Fahd mengaku menyaksikan sendiri bagaimana Mochtar Mohamad menggerakkan mesin PDI Perjuangan Kota Bekasi dari dalam tahanan, sehingga PDI Perjuangan setempat menjadi pemenang pemilu legislatif pada 2014 silam.

“Bang Mochtar Mohamad dari Sukamiskin saja bisa memenangkan PDI Perjuangan. Saya tahu betul. Setiap hari kader partai dikumpulkan di sana. Saya salut dengan Bang Mochtar Mohamad. Saya banyak belajar dari dia,” katanya.

Namun, usai memuji Mochtar Mohamad, Fahd lantas melontarkan kemarahanya kepada Rahmat Effendi yang juga Ketua DPD Golkar Kota Bekasi.

Fahd marah besar karena Rahmat Effendi tidak hadir dalam acara pelantikan DPD KNPI Kota Bekasi. Ia menyimpulkan bahwa Rahmat Effendi tidak datang karena pelantikan tersebut melibatkan anak kandung Mochtar Mohamad.

Selain itu, Fahd merasa tidak dihargai sebagai elit Golkar.

“Kalau tidak suka dengan Bang Mochtar Mohamad itu hak. Tapi coba lihat saya sebagai salah satu Ketua DPP Golkar. Harusnya dia menghargai saya,” kata Fahd dengan nada tinggi.

Kemarahan Fahd sedikit banyak akan memberi dampak buruk bagi Rahmat Effendi di Pilkada Kota Bekasi 2018. Secara terang-terangan, Fahd memberi sinyal akan mengganjal Rahmat Effendi agar tidak mendapatkan rekomendasi pencalonan dari Golkar pusat.

Sebagai orang kepercayaan Setya Novanto dan mengaku memiliki tanggung jawab untuk mengurus Pilkada di Kota Bekasi, ultimatum Fahd kepada Rahmat Effendi tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata.

“Saya bisa menentukan siapa yang bakal direkomendasi atau tidak. Saya sudah sampaikan semua ini kepada Ketum,” kata dia.

Fahd juga mengingatkan Rahmat Effendi bahwa dia bisa saja memberikan rekomendasi pencalonan kepada Yeyen, selaku anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang juga memiliki keinginan maju.

Bahkan, ia bisa menyarankan agar Yeyen bisa mendampingi Mochtar Mohamad untuk dipasangkan dalam Pilkada Kota Bekasi 2018.

“Kalau saya lihat Bang Mochtar Mohamad masih dicintai masyarakat Kota Bekasi. Saya bisa saja menyarankan agar Bang Mochtar Mohamad berpasnagan dengan Siti Aisyah pada Pilkada nanti,” katanya.

Meski secara pribadi tidak menginginkan Rahmat Effendi mendapatkan rekomendasi, Fahd mengatakan, Golkar tetap menjadikan survei sebagai patokan dalam menentukan pencalonan.

“Kami lihat hasil survei. Yang surveinya tinggi nanti itu yang direkom. Karena kami ingin menang, bukan kalah,” tegas Fahd.

Reuni Mochtar Mohamad dan Fahd kabarnya membuat resah internal partai Golkar Kota Bekasi. Sumber kami di internal Golkar menyebut, Golkar tidak menganggap main-main pertemuan itu.

Bahkan Golkar Kota Bekasi melihat naiknya Gilang sebagai Ketua KNPI Kota Bekasi tidak lepas dari kedekatan Mochtar Mohamad dan Fahd.

“Kental sekali nuansa politiknya. Sebelum pelantikan, kami sudah sampaikan permintaan maaf ke Fahd atas ketidakhadiran Rahmat Effendi, tapi nampaknya ia tidak menolerir,” kata sumber kami di internal Golkar Kota Bekasi.

Apalagi, menurut sumber, pelantikan itu dihadiri Yeyen yang juga mengincar rekomendasi. Yeyen tak menampik kabar itu.

“Saya tegaskan bahwa saya siap melaksanakan apa pun instruksi partai. Sekalipun dalam pertarungan Pilkada 2018 mendatang saya harus bersaing dengan Rahmat Effendi untuk mendapatkan rekomendasi,” kata Yeyen. (Ical)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *