Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diminta lebih bijak dalam memanfaatkan akses bantuan permodalan. Terutama bantuan modal lewat platform finansial technologi (fintech).
Anggota Komisi X DPR RI, Nuroji mengatakan, banyak masyarakat akhirnya terlilit hutang. Selain akibat tidak bijak, banyak masyarakat terjebak hutang lantaran kurangnya literasi digital.
“Saran saya masyarakat harus lebih bijak saat hendak membuka pinjaman online. Terutama bagi para pelaku UMKM, harus diperhitungkan betul secara matang,” kata dia saat membuka Bimbingan Teknis tentang Literasi Digital bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Bekasi, Senin (18/3/2024).
Kurangnya literasi digital bisa dilihat dari banyaknya masyarakat tersangkut penyedia jasa pinjaman online ilegal. Padahal hal tersebut tidak seharusnya terjadi jika masyarakat punya pengetahuan cukup.
Oleh karena itu, ia mendukung upaya pemerintah untuk memberikan literasi keuangan digital kepada masyarakat. Termasuk terhadap pelaku UMKM.
Dengan adanya literasi keuangan digital diharapkan masyarakat bisa lebih bijak memanfaatkan pinjaman. Salah satunya dengan tidak asal membuka pinjaman online.
“Banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan mana pinjaman legal dan ilegal. Ini jadi tugas pemerintah memberikan edukasi,” kata dia.
Ia juga mengatakan, jika platform pinjaman online tidak selalu buruk. Karena di satu sisi, banyak UMKM tumbuh dari platform ini.
Total ada 14 juta UMKM yang tergabung dalam platform pinjaman online. Sayangnya tidak diketahui secara pasti mana yang sukses dan yang gagal.
“Kalau dari data ada 14 juta UMKM tergabung dengan pinjaman online. Artinya keberadaan mereka membantu, cuma kita tidak tahu mana yang berhasil dan gagal,” ujarnya mengakhiri pembicaraan.
*Foto: Anggota Komisi X DPR RI, Nuroji saat berbincang dengan awak media di Bekasi.