Dalam rangka mengangkat keragaman kain nusantara sejumlah pelaku fashion dari mulai desainer, model hingga pengerajin kain tradisional memeriahkan Indonesia Fashion Parade (IFP) 2022 dengan tema “Love In Diversity” yang digelar di Swissbell Hotel Jakarta, Kamis (25/8/2022).
IFP menampilkan karya-karya para desainer dengan menggunakan bahan dasar kain tradisional atau warisan nusantara (Wastra), mulai dari tenun khas Lombok, Ulos, songket, batik dan aneka kain lainnya. Dengan total 568 outfit sepanjang penyelenggaran selama tiga hari.
Selain itu, ada pula penampilan sejumlah model baik model lokal atau daerah, profesional hingga luar negeri.
Desainermancanegara dari Singapore dan Malaysia juga ikut memeriahkan IFP 2022.
Desainer kenamaan sekaligus penggagas IFP 2022, Athan Siahaan mengatakan, IFP 2022 dihelat dalam rangka mengangkat wastra Indonesia terutama kain tradisional agar bisa populer di tengah masyarakat dalam negeri maupun internasional.
Dengan begitu, ia berharap IFP bisa meningkatkan ekonomi para pengerajin kain tradisional yang mayoritas merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Kami ingin meningkatkan ekonomi para pengerajin. Dalam artian meningkat UMKM lokal agar bisa naik kelas. Karena karya-karya yang ditampilkan di sini merupakan produk UMKM lokal para pengerajin di daerah,” kata dia.
Athan juga mengatakan, dengan semakin populernya kain tradional Indonesia ia berharap tidak ada lagi negara lain yang berani mengklaim wastra Indonesia sebagai kekayaan bangsa.
“Kalau kita sering membuat acara seperti ini dan kain tradisional kita menjadi populer, tentu tidak ada yang berani mengklaim. Itu salah satu tujuan kami,” kata dia.
Ia juga menjelaskan, keterlibatan model lokal, profesional dan internasional diharapkan bisa menambah pengalaman para model lokal agar bisa lebih berkembang.
“Biar model-modal lolak ini menambah ilmu dan pengalamannya dan membuat semakin berkembang,” tandsnya.
Sementara itu, Istri Bupati Lombok Tengah yang juga Ketua Dekranasda Lombok Tengah, Baiq Nurul Aini mengatakan, kehadiran dirinya dalam even IFP diharapkan mampu mempopulerkan tenun di daerahnya.
Ia mengatakan, sebanyak 30 kain tenun dirinya bahwa dalam gelaran tersebut. Termasuk kain tenun dengan motif Sukarare dan Pringsala.
“Mudah-mudahan kehadiran kami di IFP bisa ikut mengangkat hasil tenun Lombok yang nantinya harapannya bisa mengangkat ekonomi para pengerajin ya dengan semakin terkenalnya tenun Lombok,” kata dia
Dirinya juga optimis tenun Lombok akan semakin populer seiring adanya Sirkuit Mandalika yang memungkinkan akan banyak orang berkunjung ke Lombok.
“Sejak ada Mandalika ada even setahun sekali membuat Lombok Tengah semakin ramai pengunjung,” pungkasnya.
Sekadar diketahui IFP merupakan wadah para desainer dan pelaku fashion di Indonesia yang mandiri alias tidak terikat dengan asosiasi manapun. Dirikan untuk mengembangkan potensi bibit unggul di bidang fashion dan memperkenalkan wastra Nusantara. (Ical)