Wakil presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) menceritakan bagaimana dirinya bisa memenangi perdebatan dengan Hatta Rajasa dalam debat capres-cawapres pada 6 Juli lalu. Hal itu diceritakan JK di hadapan kalangan mahasiswa saat mengisi kuliah umum di Kampus D Universitas Gunadarma, Depok, kemarin.
Dalam Kuliah Umum yang berjudul “Strategi Komunikasi Dalam Kepemimpinan Nasional”, JK mengaku bisa memojokkan Hatta karena banyak membaca dan berpikir dengan cepat.
“Kalau Anda masih ingat dalam debat pilpres kemarin, kenapa terkenal Kalpataru, isu itu populer. Ini untuk strategi berkomunikasi dalam hubungan mempengaruhi orang,” kata JK.
Pada debat 6 Juli lalu, Hatta mencoba memojokkan JK dengan pertanyaan mengapa Kota Solo saat dipimpin Joko Widodo (Jokowi) tidak pernah mendapatkan Kalpataru.
JK yang ditanya hal tersebut justru menyerang balik Hatta, dengan mempertegas Hatta salah bertanya. Kalpataru adalah penghargaan untuk perorangan atau kelompok yang berjasa melestarikan lingkungan. Sedangkan penghargaan untuk kota yang berhasil dalam kebersihan dan pengelolaan lingkungan adalah Adipura.
JK mengatakan, debat akademik sangat berbeda dengan debat politik. Debat akademik, kata politisi Partai Golkar itu, adalah mencari kebenaran.
“Misalnya, kalau Anda bicara komunikasi, Anda bicara tentang komunikasi yang baik, teknik fisika, bagaimana teori yang baik tentang matematik, mencari kesamaan pandang, itu debat akademis,” ujarnya.
Sedangkan debat politik adalah perdebatan mencari kesalahan lawan bicara dan meruntuhkan elektabilitasnya. Begitu tahu Ketua Umum PAN itu melakukan kesalahan, JK langsung memanfaatkan kesempatan tersebut.
“Caranya bagaimana mencari kesalahan orang lain. Bagaimana sekian detik mengingat hal itu, saya tahu apa bedanya Kalpataru, saya tahu dia salah,” tandas JK.(Res)
sumber: tribunnews