Pengalaman masa lalu telah menjadi acuan hidupnya di masa kini. Pengabdiannya untuk mengajar anak-anak pinggiran membuatnya merasa membangkitkan semangatnya yang dulu sempat pudar.
Andre Mulyadi, bergabung di sebuah komunitas anak yang disebut Sanggar Anak Akar. Lelaki asal Jakarta ini sudah menjadi fasilitator atau biasa disebut pengajar sejak 2005.
Kegiatannya sehari-hari di Sanggar Akar adalah mendampingi anak-anak pinggiran yang berasal dari wilayah pinggir Kali Cipinang, tempat penampungan sampah Bantar Gebang atau kawasan industri Cakung.
“Tanggung jawab sebenarnya saya yaitu menjadi ketua rumah tangga, dengan target kerja yaitu perubahan sikap, mental anak-anak,” kata lelaki yang akrab disapa Andre, yang dilansir dari okezone.com.
Andre mengatakan, sikap yang dia bina kepada anak-anak tersebut berkaitan dengan pendewasaan karakter. “Bagaimana meningkatkan soal kepekaan, dalam konteks sosial dan kepekaan terhadap kemandirian diri sendiri dan kebersamaan orang lain,” katanya.
Dia mengatakan, keinginan mendampingi anak-anak pinggiran ini karena pengalamannya di masa lalu. Dia berasal dari keluarga yang tidak mampu, tetapi sekarang bisa mendapatkan ilmu karena pernah diajarkan hal serupa di Sanggar Akar.
“Aku merasa orang yang mungkin lebih beruntung, makanya apapun yang aku punya harus dibagi ke teman-teman yang lain. Yang pasti prinsipnya, apapun yang kita punya bukan hak pribadi tetapi juga ada hak orang lain,” kata anak ketiga dari enam bersaudara ini.
Sumber: Okezone.com