Ada banyak metode penganggaran atau budgeting yang memudahkan kamu dalam mengelola keuangan pribadi.
Metode yang paling populer adalah 50/30/20. Ada juga metode Toples, metode Kakeibo, bahkan metode Nol Rupiah.
Namun, pendapatan dan pengeluaran setiap orang berbeda-beda. Apakah akan efektif menggunakan metode yang sama?
Dilansir dari opini di Harian Kompas, konsultan keuangan Prita Hapsari Ghozie, merekomendasikan tips memilih metode yang efekfif untuk kelas penghasilan yang berbeda.
1. Metode untuk Pendapatan Setara Upah Minimum
Sederhanakan alokasi pendapatan menjadi dua bagian pengeluaran saja: kebutuhan pokok dan dana darurat. Persentasenya bisa disesuaikan, tergantung kondisi.
Misalnya, 75 persen dari gaji kamu dialokasikan untuk biaya hidup. Sisanya, 25 persen, sebaiknya dikumpulkan sebagai dana cadangan pengeluaran tak terduga dan menabung.
Upah minimum sebenarnya ditujukan untuk hidup layak bagi satu atau maksimal dua orang. Apabila sebuah rumah tangga memiliki lima tanggungan, misalnya, mengandalkan upah minimum semata memang menjadi tantangan—sehingga anggota keluarga lain diharapkan dapat bekerja atau wirausaha.
2. Metode untuk Pendapatan di Atas Upah Minimum
Buatlah alokasi pendapatan menjadi tiga bagian pengeluaran: biaya hidup utama (living); pos dana darurat, menabung, dan investasi untuk tujuan keuangan (saving); dan pos untuk tambahan kenikmatan hidup (playing).
Alokasi pembagiannya dapat menggunakan konsep 50:30:20 dari pemasukan. Dengan demikian, misalnya gaji bulanan adalah Rp 10 juta, usahakan hanya maksimal menggunakan Rp 5 juta untuk membiayai pengeluaran biaya hidup.
3. Metode untuk Pendapatan Jauh di Atas Upah Minimum
Di kategori ini, sebaiknya kamu mengalokasikan satu pengeluaran yang berarti untuk hidup kamu: amal atau kebaikan sosial.
Ada banyak metode yang bisa kamu pakai. Salah satunya konsep ZAPFIN, yang berarti Zakat (amal), Assurance (asuransi), Present consumption (biaya hidup), Future spending (keinginan), dan investment (investasi).
Untuk alokasi pembagiannya dapat menggunakan pedoman 5:10:60:25. Apakah aturan ini baku? Tentu tidak.
Apabila kebutuhan hidup tidak perlu mencapai 60 persen dari pemasukan, sebaiknya dialihkan untuk investasi.
Itulah ulasan tentang metode pengelolaan uang berdasarkan tingkatan pendapatan. Semoga bermanfaat ya!
* Referensi: Harian Kompas
* Foto: Ilustrasi (Unsplash/Towfiqu)