Kursi Minim, PPP PSI dan Demokrat Bakal Tetap Dicari di Pilkada Kota Bekasi

Raihan kursi PSI, PPP dan Partai Demokrat untuk DPRD Kota Bekasi pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 mungkin kurang memuaskan. Namun capaian minor tersebut tak lantas membuat partai-partai tersebut tak punya posisi tawar seksi di Pilkada Kota Bekasi 2024 mendatang.

Meski partai-partai tersebut cuma memperoleh masing-masing 2 buah kursi, namun di Pilkada kali ini kursi mereka niscaya akan tetap diburu.

Ini karena dari hasil Pileg 2024 hanya ada satu partai yakni PKS yang bisa mencalonkan diri tanpa koalisi. PKS sukses memperoleh 11 kursi, sedangkan syarat untuk mengusung kandidat di Pilkada nanti minimal 10 kursi.

Sementara Golkar dan PDI Perjuangan, dua partai besar tersebut raihan kursinya kurang dari 10. Golkar dipastikan hanya meraup 8 kursi adapun PDI Perjuangan hanya punya 9 kursi.

Dengan peta semacam itu, maka baik Golkar ataupun PDI Perjuangan butuh tambahan kursi untuk bekal maju di Pilkada Kota Bekasi.

Walaupun partai-partai besar tersebut juga punya opsi berkoalisi dengan partai besar lainnya atau partai tengah seperti Gerindra 6 kursi, PAN dan PKB 5 kursi. Namun, tiga partai tersebut justru lebih memungkinkan ditarik ke dalam koalisi.

Setidaknya keberadaan partai-partai tersebut bisa digunakan untuk mengunci atau mengamankan syarat pencalonan Pilkada. Sehingga partai politik seperti PDI Perjuangan, Golkar relatif lebih mudah nantinya mengambil arah politiknya di Pilkada.

Dan dengan hanya dua kursi, ongkos atau mahar politik yang dikeluarkan untuk mendapat dukungan Pilkada relatif murah.

Merespon hal tersebut, Ketua DPC PPP Kota Bekasi, Solihin mengatakan, pihaknya optimis partainya akan tetap dibutuhkan sebagai mitra koalisi dalam Pilkada sekalipun hanya punya dua kursi.

“Dengan peta politik saat ini usai selesainya Pileg tentu kami yakin PPP akan tetap menentukan. Kami akan menjadi penentu pada Pilkada,” kata dia, saat dihubungi klikbekasi.co, Selasa (12/3/2024).

Ia juga menegaskan, bahwa PPP di Pilkada Kota Bekasi akan berbeda pada saat Pileg. Pihaknya beralasan, turunnya suara PPP bukan karena kinerja partai mereka yang turun, namun lebih kepada efek ekor jas imbas dukungan calon presiden.

“Ini imbas ekor jas pemilu presiden di mana calon yang kita dukung perolehan suaranya turun, jadi kami ikut turun. Diakui atau tidak itu berdampak bagi kami,” kata dia.

Bahkan, ia cukup yakin PPP punya posisi tawar menarik di mata partai besar lantaran berlebel sebagai partai Islam.

“Kami PPP berhaluan Islam moderat, jadi akan amat dibutuhkan bagi partai yang berhaluan nasionalis,” ujarnya.

Sementara Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bekasi, Rony Hermawan mengatakan, partainya siap berkoalisi dengan pihak manapun. Sebab ia meyakini membangun Kota Bekasi tidak hanya bisa dijalankan oleh satu kelompok saja.

“Jadi kami siap untuk berkoalisi dengan partai lain. Kami percaya bahwa tidak bisa sendiri atau membuat kubu-kubuan, jauh lebih baik kebersamaan,” kata dia.

Demokrat juga membuka ruang seluas-luasnya bagi kader-kader terbaik untuk ikut kontestasi pada Pilkada Kota Bekasi.

“Partai Demokrat membuka pintu bagi siapapun kader terbaik, teruji dan punya kemampuan untuk maju menjadi wali kota atau wakil walikota Bekasi. Karena setiap parpol pasti punya cita-cita kader nya menjadi pimpinan daerah,” ujarnya.

Terpisah Ketua DPD PSI Kota Bekasi, Tanti Herawati mengaku optimis kalau partainya bakal dirangkul untuk bergabung dalam koalisi di Pilkada Kota Bekasi.

Bahkan tidak menutup kemungkinan, PSI memajukan kadernya pada Pilkada mendatang. Hal ini dikarenakan politik yang sangat dinamis.

“Politik itu dinamis, setiap momen pasti ada peluang. Selama kita bisa liat peluang-peluang kemenangan pasti PSI Kota Bekasi akan memanfaatkan momen tersebut,” kata dia, sembari menyebut saat ini partainya tengah fokus terhadap perolehan kursi Pileg 2024.


*Foto: Ilustrasi

Tinggalkan komentar