Berita  

Kisah Sedih Meninggalnya Tilarsih, Pasien Miskin yang Ditolak RSUD Kota Bekasi

Avatar photo

Sarmi Widyatuti masih ingat betul bagaimana rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Bekasi memperlakukan kakaknya, Tilarsih (48). Dalam kondisi kritis dan membutuhkan pertolongan medis, Tilarsih ditolak oleh RSUD Kota Bekasi dengan alasan klasik: ruangan penuh.

Tilarsih meninggal dalam kondisi yang menyedihkan di rumahnya di Jalan Sersan Marjuki RT 04 RW 02 Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, pada Minggu (4/10/2015), tak lama setelah rumah sakit menolaknya.

“Awalnya kakak saya diperiksa di klinik dekat rumah. Klinik menyarankan agar dirujuk ke RSUD Kota Bekasi karena penyakitnya sudah parah,” kata Sarmi.

Menurut Sarmi, tim medis klinik sudah mengatakan bahwa Tilarsih butuh penanganan segera dan mesti dirawat di ruang ICU (intensive care unit) karena virus di tubuhnya sudah menyebar ke seluruh tubuh.

Berharap sang kakak mendapatkan pertolongan, pihak RSUD Kota Bekasi justru menolak Tilarsih yang dalam kondisi tak berdaya. Alasan RSUD, ruangan ICU sudah penuh.

“Pihak RSUD Kota Bekasi menolak kakak saya untuk dirawat di ICU karena alasan ruangan sudah penuh,” kata Sarmi.

Tidak ingin menyerah begitu saja, Tilarsih pun dibawa ke beberapa rumah sakit lain di Kota Bekasi. Namun rumah-rumah sakit tersebut selalu menolak Tilarsih dengan beragam alasan.

“Semua rumah sakit menolak kakak saya. Kami pasrah. Akhirnya kakak saya dibawa ke rumah. Takdir berkehendak lain, kakak saya meninggal. Semoga ini tidak terulang ke orang-orang miskin lainnya seperti kami ini,” kata Sarmi.

Direktur RSUD Kota Bekasi Titi Masrifahaty saat dikonfirmasi menjawab diplomatis. Menurutnya, pihak rumah sakit tidak menolak pasien miskin. Rumah sakit wajib melayani semua pasien.

“Kami melayani semua pasien, siapapun bisa kami layani dengan jaminan apapun,” ujarnya.

Hanya saja, menurut Titi, saat Tilarsih datang ke RSUD Kota Bekasi, kondisi ruangan ICU memang sudah penuh sehingga tidak bisa memasukkan pasien lain.

“Kondisinya memang kamar penuh, harus antre dengan pasien lainnya,” ungkapnya.

Tilarsih merupakan pasien yang menggunakan Kartu Bekasi Sehat: sebuah kartu jaminan kesehatan untuk warga miskin yang dicanangkan pemerintah di bawah kepemimpinan Walikota Bekasi Rahmat Effendi dan Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu sejak 2013.

Dalam setiap pernyataannya, Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu selalu mengunggulkan Kartu Bekasi Sehat. Kartu tersebut diklaim lebih baik dari jaminan kesehatan lain seperti yang telah diprogramkan pemerintah pusat. Kartu ini juga bisa dipakai di rumah sakit swasta di Kota Bekasi yang telah menjadi mitra pemerintah.

“Kalau dengan kartu ini, warga yang tidak mampu bisa berobat di rumah sakit umum daerah. Kalau pun harus dirujuk ke RSCM atau Rumah Sakit Jantung, kita tanggung 100 persen bagi pemegang kartu sehat kita,” kata Rahmat Effendi dalam suatu kesempatan. (Res)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *