Kapolda Metro Jaya Mayor Jendral Tito Karnavian mengatakan aparat kepolisian harus memiliki wajah yang ambivalen (bercabang dua) sesuai dengan situasi dan kondisi saat bertugas.
“Polisi itu wajahnya memang harus ambivalen atau dua muka. Sebab di satu sisi keberadaannya dirindukan masyarakat yang butuh pelayanan dan pertolongan, tapi di sisi lain wajahnya sangar dan dibenci atau mungkin tidak disukai pada saat penegakan hukum menangkap orang,” katanya di Bekasi, Selasa (17/11/2015).
Menurut dia, Polda Metro Jaya tidak menghendaki adanya stigma di masyarakat bahwa polisi hanya berwajah sangar akibat pemberitaan di media massa di mana polisi lebih dominan melakukan penegakan hukum.
“Kita tidak ingin Polda Metro Jaya berwajah sangar saja karena saat di media diberitakannya hanya menangkap orang,” katanya.
Untuk itu, Tito menginstruksikan jajarannya untuk kembali mengintensifkan kegiatan yang bersifat humanis di tengah masyarakat melalui bakti sosial.
“Sebetulnya polisi juga sering melakukan kegiatan yang humanis, seperti pengobatan gratis, bakti sosial, dan lainnya,” katanya.
(Lihat: Foto-foto Kemeriahan Pengobatan Gratis oleh Polda Metro Jaya)
Tito berkomitmen akan mengintensifkan kegiatan sosial tersebut secara rutin setiap dua pekan sekali di sejumlah kawasan hukum setempat.
“Sasarannya adalah kawasan rawan tawuran, kawasan banjir, dan kawasan dengan penduduk mayoritas tidak mampu. Semuanya akan kita putar,” katanya.
Menurutnya, kegiatan tersebut efektif memunculkan stigma positif bahwa polisi juga memiliki wajah yang dirindukan masyarakat.
“Masyarakat kalau kita menggelar kegiatan sosial akan berterima kasih. Untuk itu kami akan melibatkan sejumlah relawan, masyarakat mampu dan perusahaan untuk bergabung dan bergerak mengunjungi masyarakat tidak mampu,” katanya. (Antara/Res)