Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Rukun Jurnalis Bekasi menggelar acara nonton bareng film berjudul Spotlight di Taman Alun-alun Kota Bekasi, Jumat (25/11/2016) malam.
Acara tersebut juga dihadiri sejumlah aktivis dan anggota komunitas di Kota Bekasi. Nampak hadir pula anggota DPRD Kota Bekasi, Anim Imamuddin.
Spotlight adalah film yang disutradarai oleh Tom McCarthy dan dirilis secara luas pada November 2015. Film ini mendapatkan piala Oscar, penghargaan tertinggi untuk film terbaik di Amerika.
Rukun Jurnalis menganggap film Spotlight sangat menarik karena mengangkat kisah nyata keberhasilan The Boston Globe, media lokal yang berbasis di Kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.
Dimulai 2001, Spotlight–nama rubrik investigasi yang diasuh tim kecil The Boston Globe–menelusuri skandal pelecehan seksual anak-anak di Gereja Katolik yang dilakukan para pastor.
Dengan sikap skeptis, tim spotlight berusaha membuktikan bahwa kejahatan tersebut terjadi secara sistemis dan ditutup rapat oleh Keuskupan Agung Boston selama berpuluh tahun.
Film ini menyajikan proses kerja jurnalistik yang disiplin: bagaimana tim Spotlight menentukan tema liputan, mengumpulkan dan menganalisa data, mewawancarai sumber, sampai mengolah menjadi berita, dan akhirnya sampai ke tangan pembaca.
Sepanjang 2002, The Boston Globe menerbitan sekitar 600 kisah tentang skandal pelecehan di gereja. Ratusan pelaku didakwa, dan ribuan anak-anak diperkirakan selamat. Dimulai dari Boston, kasus serupa akhirnya terungkap di banyak negara.
Tahun 2003, atas liputan tersebut, The Boston Globe diganjar The Pulitzer Prizes kategori public service, penghargaan tertinggi untuk karya jurnalistik terbaik di Amerika Serikat.
Singkatnya, karya jurnalistik yang dikerjakan secara sungguh-sungguh akan mampu memberi dampak luas dan positif dalam kehidupan masyarakat.

Salah seorang penonton, Naldy, merasa mendapatkan banyak pelajaran setelah mengikuti cerita di film Spotlight. Ia semakin yakin bahwa profesionalisme adalah pegangan utama bagi jurnalis di mana pun.
“Profesionalisme, itu inti yang saya ambil dari film ini. Sebagai seorang jurnalis, wajib bagi kita untuk mengedepankan itu,” kata Naldy.
Penonton lain, Andi Rahmatullah, memandang laporan investigasi bukanlah karya jurnalistik yang gampang dikerjakan. Butuh kejelian, kehati-hatian, dan kesabaran ekstra dalam mengungkap kejahatan.
“Spotlight menekankan agar setiap jurnalis jeli dan skeptis dalam melihat kasus. Saya mengalami betul apa yang ada di film itu,” kata dia.
Sementara itu, Yakub Ardiansyah, berpendapat bahwa Spotlight mengingatkan jurnalis supaya jangan melewatkan proses konfirmasi kepada sumber. Bahkan kepada sumber yang berada di kubu yang salah sekalipun.
Syahrul Ramadhan, selaku penanggung jawab kegiatan menjelaskan, nonton film merupakan bagian dari agenda Rukun Jurnalis Bekasi, selain menggelar diskusi.
“Setiap dua minggu sekali Rukun Jurnalis Bekasi punya agenda rutin di Taman Kota. Selang-seling, kalau tidak diskusi ya nonton film. Tapi tidak lepas dari tema jurnalisme,” terang dia.
Anggota DPRD Kota Bekasi Anim Imamuddin mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh rekan-rekan Rukun Jurnalis Bekasi. Ia berharap, agenda berkumpul semacam ini bisa terus dirawat.
“Ini bagus sekali. Di sini semua orang bisa kumpul, terlepas dia jurnalis atau bukan. Saya saja, bukan jurnalis mau gabung. Saya kira Bekasi membutuhkan banyak ruang dialog,” pungkasnya. (Ical)