Badan Pusat Statistik Kota Bekasi mencatat adanya peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) di wilayah setempat berkat kebijakan yang digariskan pemerintah daerah pada periode 2010 sampai dengan 2014.
“Kebijakan yang ditetapkan oleh kepala daerah memperlihatkan hasil positif yang tampak dari peningkatan IPM Kota Bekasi,” kata Kepala BPS Kota Bekasi Slamet Waluyo di Bekasi, Jumat (30/10/2015).
Menurut dia, IPM Kota Bekasi tahun 2014 sebesar 78,84, atau meningkat dari IPM tahun 2010 yang berada di angka 76,76.
Peningkatan tersebut mengantarkan Kota Bekasi ke peringkat kedua kota/kabupaten di Jawa Barat dengan IPM tertinggi, menggeser Kota Depok ke peringkat ketiga.
Adapun peringkat pertama tetap ditempati oleh Kota Bandung dengan capaian IPM 78,98.
Untuk penghitungan IPM tahun 2014, kata Slamet, ada perubahan metode dari pelaksanaan tahun 2010.
Metode yang digunakan untuk menghitung IPM tahun 2014 diyakini menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan baik.
“Realisasinya dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah sehingga bisa mendapatkan gambaran lebih relevan akan perubahan yang terjadi di dunia pendidikan,” katanya.
Kemudian, metode penghitungan baru juga membuat capaian yang rendah pada salah satu komponen tidak dapat ditutupi oleh komponen lain yang capaiannya lebih tinggi.
“Dampak dari perubahan metodologi ini, secara umum level IPM metode baru lebih rendah dibandingkan IPM metode lama. Namun, untuk Kota Bekasi, hasil perhitungan mempergunakan metode baru pun tetap memperlihatkan tren peningkatan yang positif,” katanya.
Pada metode penghitungan lama dan baru, hanya satu variabel yang masih sama, yakni angka harapan hidup saat lahir, sementara yang lainnya berubah.
“Angka melek huruf tidak lagi dihitung pada metode baru. Yang dihitung adalah harapan lama sekolah,” katanya.
Ia menyebutkan rata-rata lama sekolah pada metode lama yang merujuk pada warga yang berusia 15 tahun ke atas. Maka, pada metode baru usia warga yang dihitung adalah mereka yang berusia 25 tahun ke atas.
Pengeluaran per kapita pada metode lama, kata dia, hanya mencakup 27 komoditas. Namun, pada metode baru, jumlahnya ditingkatkan menjadi 96 komoditas.
Berdasarkan hasil penghitungan, rata-rata lama sekolah di Kota Bekasi selama 10,55 tahun.
Angka harapan hidup 74,18 tahun, harapan lama sekolah 13,28 tahun, dan indeks daya beli berupa pengeluaran per kapita sebesar Rp 14,558 juta per tahun. (Antara/Res)