Presiden terpilih Joko Widodo punya beragam strategi untuk menyeleksi calon menterinya. Bahkan, ada yang dilakukan diam-diam. Si calon menteri tidak mengetahui bahwa dia tengah diseleksi.
“Tempat seleksinya di mana-mana, di warung, di lapangan, di rumah dinas, di Balaikota, di rumah Pak JK. Jadi, yang dicek (diseleksi) itu ndak merasa,” ujar Jokowi di rumah dinas kegubernuran, Jalan Taman Suropati 7, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2014).
Jokowi mengatakan, seleksi “tersembunyi” itu dilakukan untuk mendapatkan fakta yang riil soal latar belakang calon menterinya. Jokowi ingin tidak salah menempatkan orang dalam susunan kabinetnya.
Aspek yang ditelisik itu mencakup beberapa hal, antara lain aspek manajerial, integritas, rekam jejak, dan hal-hal apa saja yang sudah dikerjakan yang bersangkutan selama ini.
Hanya saja, nama-nama itu belum diserahkan kepada Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk ditelusuri rekam jejak bersih atau tidaknya yang bersangkutan.
“Secepatnya (diserahkan ke PPATK dan KPK) kalau sudah rampung semua. Lebih cepat lebih baik, semakin cepat semakin baik,” ujar Jokowi.
Jokowi-Jusuf Kalla telah mengubah postur kabinet pemerintahannya dari 34 kementerian menjadi 33 kementerian.
Komposisinya, 18 nama berlatar belakang profesional murni dan 15 nama berlatar belakang partai politik. Perubahan itu untuk mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien.
Kendati demikian, Jokowi mengakui bahwa keputusan tersebut belum final. Ia janji akan memproses postur kabinet secepatnya.(Res)
sumber: kompas