Dana Banprov Berkurang, DPRD Bekasi: Ini Bukan Kabar Menggembirakan

Anggota DPRD Kota Bekasi, Abdul Muin Hafied angkat bicara perihal anggaran dana bantuan Provinsi(Banprov) Jawa Barat yang mengalami pengurangan pada tahun 2016 ini.

Menurutnya, pengurangan dana Banprov untuk kota dan kabupaten di Jawa Barat bukanlah kabar yang menggembirakan.

Hanya saja, sebagai wakil rakyat, ia mencoba memahami alasan Pemprov Jawa Barat melakukan pengurangan anggaran tersebut, yang mana dilakukan imbas dari penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX yang menelan biaya cukup besar.

“Tentu ini bukan kabar yang menggembirakan bagi kota dan kabupaten di Jawa Barat, termasuk Kota Bekasi. Tapi saya pribadi mencoba mengerti itu, apalagi pemotongan ini dilakukan karena Pemprov butuh dana besar sebagai tuan rumah PON,” ujar pria yang akrab disapa Muin, Rabu (15/4).

Ia menambahkan, sebagai tuan rumah, Pemprov Jawa Barat punya tanggungjawab besar, karenanya ia memaklumi, ketika Pemprov Jawa Barat mengalokasikan dana tidak sedikit untuk keperluan PON.

Toh kata dia, jika pada akhirnya PON tidak berjalan dengan baik, nama Jawa Barat yang akan tercorong di mata daerah lain.

“Konsekuensinya soal nama baik Jawa Barat. Kalau nama baik Jawa Barat sampai tercoreng, rakyat tentu akan kena imbasnya,” kata dia.

Sebagai ganti dari pengurangan anggaran Banprov, ia meminta Jawa Barat membayar lunas dengan prestasi pada PON nanti. Selain itu, ia juga berharap, keberadaan PON ikut menggeliatkan sektor perekonomian di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat selama penyelengagraanya.

“Kita menuntut prestasi, Jawa Barat harus jadi juara umum. Dan mudah-mudahan PON bisa mengeliatkan perekonomian kota dan kabupaten di Jawa Barat, karena PON menyedot banyak orang untuk datang. Apalagi arena pertandingan tidak hanya terpusat di Bandung, beberapa kota dan kabupaten lain di Jawa Barat juga mendapat kesempatan menggelar pertandingan,” kata dia.

Sebagai salah satu daerah di Jawa Barat, Kota Bekasi juga mengalami pengurangan dana Banprov di tahun 2016 ini. Dari tahun 2015 mendapat Rp 148,3 miliar, tahun ini hanya mendapat Rp 99, 3 miliar.

“Memang tidak menggembirakan, tapi saya rasa dampaknya tidak terlalu signifikan. Toh APBD kita salah satu yang terbesar di Jawa Barat. Mudah-mudahan tahun depan naik lagi,” pungkasnya, sembari melempar senyum.(Ical)

Tinggalkan komentar