Sesosok bayi laki-laki yang berlumuran darah, lengkap dengan tali pusarnya, tergeletak di atas handuk putih di depan pintu rumah seorang warga. Kita pun segera menebak: bayi itu baru saja lahir ke dunia.
Cerita ini bermula dari laporan Rumah Sakit St Elisabeth, Narogong, Kecamatan Rawalumbu, kepada Polresta Bekasi Kota pada Kamis (24/9/2015) pagi sekitar 06.30 WIB. Pihak RS menghubungi polisi lantaran mereka menerima bayi tanpa orangtua.
Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota AKP Siswo mengatakan, bayi itu ditemukan di rumah Fransisca Sri Rahayu (70), di Jalan Cempaka 4 No.217 RT06/10 Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, pada Kamis (24/9/2015) dini hari, sekitar pukul 02.30 WIB.
Saat itu, Fransisca dan kedua anaknya, Retno dan Sigit, baru saja pulang berobat dari seorang sinsei. Namun begitu mereka membuka pagar, mereka menemukan bayi.
“Mereka mengaku panik, kemudian membawa ke rumah sakit. Bayi itu dalam keadaan hidup, serta masih berlumuran darah dan tali pusernya belum dipotong. Sekarang bayi berada di rumah sakit dalam keadaan sehat,” kata Siswo kepada wartawan, kemarin.
Penuh kejanggalan
Benarkah Fransisca, Retno dan Sigit tidak tahu siapa bayi itu sebenarnya? Mengapa mereka membawa bayi itu ke RS St Elisabeth, Narogong, yang jaraknya cukup jauh dari Jakasampurna?
Mengapa Fransisca, Retno, dan Sigit tidak melaporkan peristiwa itu ke Ketua RT/RW atau warga setempat? Atau, jika memang cerita mereka benar, bagaimana orang lain begitu mudah masuk ke rumah mereka yang tertutup pintu gerbang, apalagi membawa bayi yang baru lahir?
Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi buah bibir di lingkungan Jalan Cempaka 4. Warga meyakini ada yang tidak beres. Fransisca, Retno dan Sigit diduga menyembunyikan sesuatu.
Sejumlah warga mengaku baru mengetahui peristiwa tersebut justru dari awak media yang ingin mengonfirmasi. Mereka menjelaskan, saat itu adalah malam takbir Idhul Adha di mana kebanyakan warga memilih bergadang.
“Bu Fransisca itu anaknya ada empat. Dua laki, dua perempuan. Jika benar mereka menemukan bayi, mengapa mereka tidak melapor ke RT atau warga?” kata istri ketua RT 06 yang hanya mau disebut nama Bu De saat ditemui di rumahnya, Kamis.
Menurut Bu De, mustahil bagi orang asing bisa masuk ke lingkungan Jalan Cempaka 4 tanpa diketahui oleh warga yang sedang asyik ‘nongkrong’, apalagi sampai masuk rumah Fransisca.
“Pukul dua malam warga masih banyak yang bergadang. Ada yang jagain kambing, ada yang sekadar nongkorong. Kalau memang itu bayi dibuang orang, mengapa harus ke rumah sakit di Narogong yang jauh, bukan ke klinik yang dekat dari sini?,” kata Bu De.
Bu De tak mau berandai-andai siapa sebenarnya orangtua dari bayi tersebut. Namun warga tetap tidak memercayai bahwa bayi tersebut dibuang orang. Mereka menduga bayi tersebut merupakan bagian keluarga Fransisca.
Kami berupaya mengonfirmasi kebenaran cerita tersebut dari pihak keluarga Fransisca. Namun, mereka membantah dan memilih tidak banyak berkomentar. “Tidak, tidak ada yang menemukan bayi di sini,” kata Retno, anak Fransisca, dengan nada ketus sembari menutup pagar pintu rumahnya.
(AN/Res)