Buruh Bekasi: Polisi Represif Tangani Demo Buruh

Buruh di Kabupaten Bekasi menunding aparat Kepolisian dari Polres Bekasi telah bertindak represif terhadap para buruh yang menggelar aksi unjuk rasa menuntut penetapan UMK Kabupaten Bekasi sebesar Rp 3 juta dan penolakan kenaikan harga BBM, Jumat (21/11).

Demikian bunyi keterangan pers Tim Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KPSI) yang diterima wartawan.

“Pagi-pagi saat mereka sedang di dekat gerbang tol, tiba-tiba Kapolres bersama pasukannya usir pergi kawan-kawan dengan paksa,” ujar salah satu peserta aksi dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Yudi Winarno.

Ia menambahkan, saat insiden tersebut, polisi bertindak secara membabi buta kepada massa aksi. “Ada yang dipukul rotan,” ungkap dia.

Selain represif, pihak kepolisian juga merampas barang pribadi salah seorang buruh. Aksi perampasan tersebut dilakukan oleh Kepala Kepolisian Resort Bekasi (Kapolres) Kombes Pol Isnaeni Ujiarto, saat massa aksi hendak melakukan unjukrasa di sekitar kawasan Industri MM 2100, Cibitung, Bekasi.

“satu orang handphone-nya disita dengan alasan banyak foto-foto mereka (Polisi),” ungkapnya.

Hingga saat ini barang pribadi milik salah seorang buruh yang disita belum jelas kepastiannya. “Sampe sekarang belum dikembalikan,” ungkapnya.

Aksi unjuk rasa di Bekasi ini diikuti lebih dari 75 ribu buruh di kawasan industri Ejip Cikarang, Jababeka, Lippo Cikarang, Hyundai, MM 2100 Cibitung. Kawasan ini lumpuh total karena para buruh telah menghentikan proses kegiatan produksinya.

Aksi buruh ini diikuti 15 federasi dan konfederasi serikat pekerja seperti KSPI, SPN, FSP Lem, KSPSI, FSPMI, Aspek Indonesia, FSP KEP, dan lainya. Rencananya, Aksi ini diperkirakan akan terus lanjut hingga beberapa hari ke depan. (Ical/Net)

Sumber:Skalanews.com

Tinggalkan komentar