Site logo

Berantas DBD, Suzuki dan RS Kartika Husada Setu Lakukan Fogging di Perumahan Bekasi Timur Regency

PT Suzuki Indomobil bersama RS Kartika Husada Setu memberikan bantuan fogging dan penyuluhan kesehatan terhadap warga RT 01, RW 17, Perumahan Bekasi Timur Regency (BTR), Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Sabtu (5/3).

Bantuan kesehatan tersebut  merupakan bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang rutin dilakukan. Sekaligus menjadi program wajib perusahaan, Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, terutama para karyawan.

“Kegiatan penyuluhan kesehatan ini dilakukan di tiap perumahan yang banyak dihuni karyawan PT Suzuki. Untuk di BTR sendiri, sedikitnya ada 300 orang karyawan PT Suzuki yang bertempat tinggal disini. Dari jumlah tersebut, sudah ada belasan karyawan yang terjangkit DBD (Demam Berdarah Dengue),” kata Manager Hubungan Industrial PT Suzuki Indomobil, Bambang Febrianto, kepada wartawan.

Meski di tengah kekhawatiran akan wabah DBD yang dapat menyerang setiap saat, Bambang berharap para karyawan dapat tetap bekerja secara fokus dan baik.

“Ya semoga hal ini tidak menjadi hambatan bagi para karyawan untuk tetap memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur RS Kartika Husada Setu, Dr Budi Santoso mengatakan, penyuluhan kesehatan dan fogging yang diberikan kepada warga RW 17, merupakan bentuk kepedulian terhadap kesehatan, sebagaimana menjadi konsentrasi bagi RS Kartika Husada yang bekerjasama dengan PT Suzuki Indomobil.

“Sudah ada beberapa warga dan karyawan PT Suzuki yang terkena DBD. Dan sampai tadi kabarnya belum ada penanganan dari pemerintah,” kata dia.

Ketua RW 17, Margono mengatakan, wabah DBD sudah menjangkiti puluhan warganya beberapa waktu belakangan ini. Ia mengaku sudah menyampaikan hal tersebut kepada dinas terkait, tapi tak juga mendapat tanggapan serius.

“Sampai dengan saat ini sudah ada 29 warga yang positif terjangkit DBD. 19 diantaranya adalah karyawan PT Suzuki,” katanya.

Tidak adanya reaksi cepat dari pemerintah setempat, sangat disesalkan Margono. Padahal semua persyaratan yang diperlukan untuk penanganan DBD sudah diserahkan ke dinas terkait, termasuk rujukan dari Puskesmas Mustikajaya.

“Saya sudah melaporkan hal ini sampai ke Dinas Kesehatan, sambil menyerahkan hasil visum dan lab sebagai syarat dilakukan fogging, tapi tak juga dapat tanggapan,” keluhnya.

Margono menambahkan, selama ini warga setempat melakukan fogging setiap enam bulan sekali yang dananya didapat dari swadaya masyarakat. Selain itu warga juga rutin melakukan aksi 3M untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

“Namun saya tetap berharap pemerintah dapat segera mengambil tindakan nyata untuk penanganan DBD, bila ada wilayah yang terkena wabah seperti wilayah kami,” pungkasnya.(Wew)

Comments

  • No comments yet.
  • Add a comment