Bekasi dan Kisah Perselingkuhan yang Tiada Habisnya

Cerita tentang perselingkuhan seolah tiada habisnya dibicarakan. Di Bekasi, sedikit banyak, perselingkuhan menjadi pemantik tindak kejahatan yang berujung pada penjara.

Di Bekasi Selatan, belum lama ini, seorang pemuda berusia 17 tahun–sebut saja Kumbang–digelandang ke kantor polisi. Ia dituding hendak memerkosa ibu rumah tangga berusia 36 tahun, katakanlah Teteh.

Kisah Kumbang dan Teteh dimulai dengan jeritan di malam hari. Warga sekitar, yang sedang duduk-duduk santai, mendengar kegaduhan dan jeritan perempuan di rumah Teteh.

Khawatir terjadi apa-apa, warga pun bergerak cepat, berusaha masuk ke dalam rumah dengan cara mendobrak pintu yang terkunci.

Warga terkejut melihat Teteh, yang tergeletak di sofa dalam kondisi pakaian sedikit terbuka, sedang dibekap Kumbang dengan bantal. Mereka kemudian menyerahkan Kumbang ke polisi.

“Kejadiannya malam hari sekitar 20.45, pada Jumat kemarin,” kata Kepala Unit Bimbingan Masyarakat Polsek Bekasi Selatan, Iptu Puji Astuti, Senin (8/8/2016).

Di kantor polisi, Kumbang, yang masih duduk di bangku SMK, membantah hendak memerkosa Teteh–apalagi sampai berniat membunuhnya.

Kumbang mengaku sangat menyayangi Teteh. Begitu pun sebaliknya. Mereka telah menjalin hubungan asmara secara diam-diam sejak setahun terakhir.

Suami Teteh, selama setahun, tidak pernah mencurigai Kumbang. Malah, ia menganggap Kumbang merupakan pacar putrinya, yang sepantaran.

“Ceritanya mereka ribut. Si lelaki marah karena pasangan gelapnya itu hendak pulang ke kampung halaman di Sukabumi dan berniat tidak kembali ke Bekasi,” terang Puji.

Selain karena persoalan perpisahaan, saat itu, Teteh menolak ajakan Kumbang untuk berhubungan badan. Kumbang bercerita, dalam seminggu, ia bisa berhubungan dengan Teteh sampai tiga kali.

Kumbang, yang menyadari dirinya hypersex sejak kecil, mengaku tertarik dengan Teteh lantaran setiap datang ke sana melihat ibu temannya itu berpakain seksi.

Sebagai pemain cinta dan penggila film porno, Kumbang pun menggoda Teteh. Rupanya, Teteh menyambut rayuan gombal Kumbang. Sejak itulah, cinta terlarang mereka terjalin.

“Kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan. Kedua belah pihak bertemu di kantor polisi. Namun suaminya tidak hadir. Kabarnya pergi, karena terpukul,” kata Puji.

Asmara berujung penjara

Di Bekasi, baik di kotamadya maupun kabupaten, tak terhitung banyaknya kisah asmara serupa yang akhirnya berujung pada penjara–bahkan dalam setahun terakhir.

Di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, seorang pegawai PDAM Tirta Bhagasasi cabang Tambun bernama Wakiran (50), memilih membunuh selingkuhannya, Rina Purnamasari (31).

Wakiran membunuh Rina dengan cara membekapkan bantal–mirip yang dilakukan Kumbang kepada Teteh. Wakiran merasa kesal lantaran setiap hari dimintai uang terus-menerus.

Di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, seorang tukang ojek bernama Saiful (37) nekat menghabisi nyawa selingkuhannya, Marpuah (50).

Gara-garanya, Saiful kesal lantaran Marpuah menagih rumah yang dijanjikan kekasih gelapnya itu. Kalap, Saiful pun menghabisi Marpuah dengan palu.

Di Hotel Cibitung Indah Bekasi, lelaki dan perempuan, yang merupakan pasangan selingkuh, ditangkap polisi dalam keadaan telanjang bulat. Mereka sedang asyik menghisap sabu.

Memang, tak ada alasan pasti mengapa perselingkuhan bisa terjadi. Namun, yang jelas, perselingkuhan membawa beragam dampak–dari sakit hati sampai tragedi. (Res)

Tinggalkan komentar