Pemkot Bekasi melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kota Bekasi mencanangkan program Telpon Sahabata Anak (TeSA) tahun 2014 silam. Namun hingga tahun 2015, belum terlihat sejauh mana manfaat dari program tersebut.
Hal ini kontan mengundang tanya, salah satunya datang dari Anggota Komisi D DPRD Kota Bekasi, Irman Firmansyah.
Menurutnya, hingga saat ini program tersebut belum terlihat manfaatnya bagi masyarakat Kota Bekasi khususnya anak-anak yang menjadi sasaran dari program bersangkutan.
“Apa manfaat TeSA, sampai saat ini saya belum melihat kalau program itu ada manfaatnya,” ujarnya, kepada redaksi www.klikbekasi.co, Selasa (20/10).
Berdasarkan fakta di lapangan yang ditemukan olehnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui program tersebut. Hal itu menjadi bukti kalau program TeSA tidak berjalan optimal.
“Saya tanya langsung ke tetangga saya, ke konstituen. Apa mereka tau program TeSA, mereka malah kebingungan dan balik bertanya kepada saya. Ini bukti kalau program tersebut tidak berjalan,” kata dia.
Irman sendiri mengaku menyayangkan hal itu. Sebabnya, program tersebut memakan dana yang tidak sedikit.
“Tahun 2015 ini saja, dianggarkan sebesar Rp450 juta. Ini jelas bukan jumlah yang kecil. Tapi yang sangat saya sayangkan tidak ada manfaat yang bisa diambil dari program ini. Kekerasan anak masih saja banyak, masih terjadi di sekitar kita,” tandasnya.
TeSA merupakan bentuk layanan perlindungan anak melalui akses telpon bebas pulksa lokal bagi anak yang membutuhkan bantuan penyelesaian masalah melalui layanan pemberitahuan informasi, konsultasi dan konseling. Layanan ini dapat diakses melalui nomor operator 1500103. (Ical)